Saturday, December 06, 2008

Apakah Yesus seorang Yogi?

Sebelum kita menjawab pertanyaan diatas "Apakah Yesus seorang Yogi?", kita mesti tahu dulu bagaimana kondisi spiritual seorang Yogi. Seorang Yogi harus bersih, suci, tak ternoda, rela berkorban dan benar2 menguasai dirinya. Juga rendah hati, sederhana, pemaaf, mengutamakan kebenaran, teguh pada tujuan harus dimiliki seorang Yogi. Pikiran seorang Yogi harus tidak terikat oleh objek indera atau kesenangan indera. Dia harus bebas dari sifat egois, sombong, angkuh dan ambisi dunia. Dia melihat kesementaraan kehidupan dunia yang penomenal merefleksikan penderitaan, kesengsaraan, kesedihan, penyakit sebagai keberadaan hal dunia yang alami. Dia harus terlepas dari pengaruh keduniawian yang menghasilkan kepuasan indera, dan mengatasi semua godaan dunia yang sangat kuat.

Seorang Yogi tidak merasa senang bila dipuji, dan tidak merasa sedih bila dimaki. Dia tidak diikat oleh ikatan keluarga. Dia tidak mengklaim bahwa ini istrinya atau itu anak2nya, tapi dia menyadari bahwa setiap jiwa adalah anak dari kebahagian dan milik dari keabadian. Dia memutuskan semua hubungan kekerabatan dan relativitas keduniawian, sehingga dia benar2 mencapai kebebasan. Seorang Yogi harus selalu berada dalam kondisi ketenangan hati walau dalam kesenangan atau kesedihan, berada melampaui kebenaran dan kejahatan, tidak terganggu oleh kesuksesan dan kegagalan, kemenangan dan kekalahan, yang bisa terjadi pada dia atas akibat dari kelakuan tubuh dan pikiran.

Seorang Yogi harus kuat dan teguh dalam pengabdian kepada jiwa yang tertinggi, jiwa yang maha kuasa dan mahatahu atas jiwa2 kita. Dan menyadari bahwa tubuh dan pikiran ini adalah tempat bermain dari jiwa2 yang kekal, dia harus mengorbankan kehidupan pribadinya untuk universal, siap bekerja untuk orang lain, hidup untuk orang lain, matipun untuk orang lain. Semua tingkah lakunya, semasih berada dalam kehidupan sosial dipersembahkan untuk dunia dan kemanusiaan, tapi pada tiba saatnya, dia harus pergi ketempat terpencil dan sepi untuk hidup menyendiri, terus menerus menyembahkan pikiran kepada kebijaksanaan spiritual tertinggi sehingga tercapai tingkat diatas kesadaran, dengan meditasi untuk menyatukan jiwa individu dengan Tuhan/jiwa universal.

Seorang Yogi melihat sifat ke-Tuhanan yang sama pada setiap mahluk, dia mencintai semua mahluk secara adil, dia tidak memiliki teman juga musuh. Seorang Yogi diterangi oleh sinar ke-Tuhanan, sehingga gak ada hal yang tidak dia ketahui. Ruang dan waktu tidak bisa membatasi pegetahuan dan kebijaksanaanya. Kejadian masa lalu dan masa depan terlihat nyata didepan matanya. Baginya, sinar ke-Tuhanannya telah menghapus kegelapan dan kebodohan yang menghalang2i pencapaian kesadaran jiwa, dan membuat keangkuhan, kejahatan dan dosa. Dia menguasai semua kekuatan jiwa dan spiritual. Semua yang dikatakannya adalah benar. Dia tidak pernah berkata yang menyakitkan. Jika dia berucap kepada orang yang menderita "Jadilah!" seketika hilanglah penderitaanya.

Kekuatan seorang Yogi tidak terbatas, tidak ada yang tidak bisa dia kerjakan di dunia ini. Sebenarnya dia memiliki akses pada segala kekuatan, tapi dia tidak memanfaatkannya hanya untuk memuaskan rasa penasaran orang, pemuasan keegoan, pencapaian harta dan ketenaran, atau mendapatkan hasil dunia apapun. Dia tidak pernah mencari kekayaan dunia, dan selalu untuk tidak memikirkan hasil dari apa yang dia kerjakan. Pujian dan celaan tidak bisa mengganggu kedamaian pikirannya. Roh2 malaikat dan roh2 leluhur dengan senang hati memuja keberadaanya, semua menyembahnya. Tidak memiliki rumah dan barang2 apapun, dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain, langit surga adalah atap rumah dunianya. Dia dengan mudah disenangi oleh setiap orang dari berbagai macam kasta, suku, kepercayaan, kebangsaan. Dengan penuh cinta, dia memberkati semua orang bahkan orang2 yang mencela dan memakinya. Jika tubuhnya disiksa, dianiaya bahkan dipotong2pun, dia tidak akan membalas, bahkan dia akan mendoakan keselamatan bagi orang yang menyiksanya tersebut. Demikianlah sifat dan karakter seorang yang benar2 Yogi.

Penjelasan2 penting tentang kehidupan Yesus tidaklah kita mengetahui, karena Dia tidak meninggalkan penjelasan2 sistematis tentang bagaimana Dia mencapai kesadaran Tuhan, karena tidaklah mungkin kita menelusuri apa yang Dia lakukan selama 18 tahun sebelum Dia muncul ke publik. Sangatlah sulit mengetahui metode/konsep/jalan yang bagaimana Dia pakai. Bisa kita bayangkan, terlahir dengan kecendrungan spiritual yang berkembang secara tidak lazim, Dia pasti memberikan waktu dan hidupnya untuk itu, sehingga mengantarkan-Nya menjadi salah satu pemimpin2 spiritual besar dunia bahkan Sang penyelamat umat manusia yang adil.
India adalah satu2nya negara dimana tidak hanya sistem praktek spiritual yang lengkap bisa ditemukan, tapi juga metode yang sempurna. Dengan mengikuti guru yang tepat akan bisa mencapai kekristusan, spiritual murni atau pencerahan Tuhan, yang membuat Yesus dari Nazareth menjadi salah satu orang di dunia yang ideal dengan kesempurnaan spiritual. Dengan mempelajari kehidupan, tingkah laku dan ilmu pengetahuan yang paling sistematis dan saintis dari Yogi2 ternama di India, dan dengan mengikuti contoh dan persepsinya, seorang murid yang serius akan bisa, melalui praktek yoga yang merupakan bermacam2 cabang dari filsafat Wedanta, akan bisa mencapai sesempurna Yesus anak Tuhan. Keyakinan ini harus jadi pendorong dan penghibur kepada jiwa yang sedang berjuang dalam mencapai kesempurnaan spiritual di dunia ini.
Satu hal, bagaimanapun, ajaran dari yogi2 di India yang didapat dari kesempurnaan spiritual adalah tujuan akhir bagi semua, maka setiap jiwa, cepat atau lambat, akan tertuju kepada kesempurnaan bahkan sesempurna kristus. Mereka menyatakan bahwa kebenaran dan hukum spiritual sama2 bersifat universal seperti kebenaran dan hukum di dunia nyata ini, sehingga kebenaran2 ini tidak dibatasi oleh waktu, tempat, keadaan. Akibatnya, dengan mempelajari yoga, seorang akan dengan mudah mengerti hukum dan prinsip yang lebih tinggi, dengan itu akan terungkap misteri yang berhubungan dengan kehidupan2 dan tingkah laku2 dari orang2 suci, atau inkarnasi Tuhan seperti Khrisna, Budha, Yesus.
Pencari kebenaran sejati tidak terbatas studinya hanya pada satu contoh, tapi juga melihat kesamaan2 kejadian kehidupan dari orang2 besar, dan tidak akan menarik kesimpulan sebelum menemukan hukum universal yang menguasai umat manusia. Contoh, Yesus Kristus bersabda: “Aku dan Bapaku adalah satu”, apakah hanya Dia saja yang berkata seperti itu ataukah banyak orang yang berkata seperti itu, baik yang sebelum Dia atupun sesudah Dia, dimana mereka tidak tahu/tidak pernah mendengar tentang apa yang dikatakan Yesus, apalagi yang hidup sebelum Dia?. Khrisna yang hidup jauh sebelum Yesus bersabda: “Aku adalah raja semesta”, Budha bersabda: “Aku adalah kebenaran hakiki”, Sufi Islam berkata: “Aku adalah Dia”, para yogi berucap: “Aku adalah Brahman (Tuhan)”. Sepanjang kita tidak mengerti prinsip2 dari ungkapan2 tersebut diatas, akan sangat terasa misterius bagi kita, dan kita tidak memahami arti sebenarnya, tapi jika kita telah menyadari keberadaan sebenarnya dari jiwa individu dan hubungannya dengan jiwa universal, atau Tuhan, atau Bapa di Sorga, atau kebenaran hakiki, berarti kita telah mempelajari prinsip dari ungkapan2 tersebut, dan tidak ada misteri sedikitpun. Kita, lalu, pasti siapapun yang mencapai keadaan penyatuan spiritual, kesadaran Tuhan akan mengexpresikan hal2 yang mirip pada cara pemikiran dan tingkah laku dan kebiasaannya. Maka, jika kita ingin mengerti tentang sifat2 dan keajaiban2 dari kehidupan Yesus dari Nazareth, sudah terungkap kepastian kepada kita, bahwa Dia mempelajari yoga dan mempraktekan metode2nya.
Ilmu tentang yoga yang telah dinyatakan sebelumnya, menjelaskan semua misteri, mengungkap penyebab2 keajaiban, menerangkan hukum2 yang menguasai mereka. Ini juga bisa membantu kita untuk menguraikan rahasia alam, mengungkapkan asal usul penomena itu, yang disebut dengan keajaiban. Semua keajaiban2 seperti berjalan diatas air, mencukupi makan kepada banyak orang dengan bahan makanan yang sedikit, bahkan menghidupkan orang mati seperti yang kita baca dalam kehidupan Yesus dijelaskan oleh para yogi sebagai manifestasi dari kekuatan yang didapat dari praktek yoga yang lama. Kekuatan2 ini tidaklah sakti/gaib, tapi ini sangat alami, dikendalikan oleh hukum alam. Jika hukum2 ini dimengerti, dimana biasanya disebut keajaiban oleh orang2 bodoh, akan nampak seperti sesuatu hasil alami yang digerakan oleh kekuatan super, dari tempat yang super.
Tidak ada yang benar2 gaib, jika konsep seseorang terhadap alam sangat terbatas, akan nampak seperti kegaiban, tapi orang yang mempunyai konsep alam yang luas, hal yang sama akan nampak seperti kesempurnaan alami. Jadi keajaiban2 atau tingkah laku tertentu yang dianggap ajaib bagi Kristen, bisa dijelaskan oleh yogi sebagai hasil dari kekuatan yang lebih tinggi atau lebih baik dari alam. Kenapa? karena konsep alam seorang yogi jauh lebih luas dari orang biasa. Kita tidak boleh lupa bahwa alam itu tidak terbatas, didalam lingkaran ada lingkaran, diluar tingkatan ada tingkatan, sebagi pengetahuan yang tak terbatas. Dan keinginan seorang yogi adalah untuk mempelajari semua hukum2 dari segala bidang, dan mempelajari setiap manifestasi kekuatan, baik yang halus ataupun yang kasar. Pikirannya tidak terpuaskan oleh pengetahuan hanya satu bidang, tujuannya untuk mengungkap semua semesta alam.
Mereka yang telah membaca riwayat hidup Budha, oleh Paul Carus, akan ingat bahwa 500 tahun sebelum Yesus Kristus lahir, Sariputta, murid Budha yang termasyur, berjalan di atas permukaan air sungai Shravasti yang deras. Hal serupa juga bisa kita temukan dari kehidupan Padmapada, murid Shangkaracharya, exponen filsafat Wedanta terbaik yang hidup kira2 600AD. Khrisna, Hindu Kristus, juga disebut raja dari para yogi, menghidupkan orang mati, jauh sebelum kelahiran Yesus. Penjelmaan Khrisna dijelaskan dengan indah di bab 10 dan 11 dari Bagawad Gita, seperti halnya Yesus, Dia memberikan makan kepada banyak orang dengan bahan makanan yang sangat sedikit.
Ada beberapa contoh kekuatan2 serupa lagi yang ditunjukan oleh yogi2 besar yang lahir setelahnya. Bisa kita lihat keajaiban2 yang ditunjukan oleh Yesus banyak kita temukan juga pada kehidupan yogi2 Hindu, baik sebelum maupun sesudah-Nya.
Sepanjang suatu kejadian yang tumben terjadi, akan kelihatan gaib dan ajaib, tapi jika kita melihat kejadian yang sama terjadi di lain tempat dengan kondisi yang serupa, ini akan diasumsikan sebagai aspek kejadian alami, dikendalikan oleh hukum alam, terus datang solusi yang tepat terhadap misteri tersebut bahkan penjelasan rasional terhadap apa yang disebut keajaiban itu. Dengan ilmu yoga akan membantu mengungkap rahasia alam dan menjelaskan sebab2 kejadian2 atau tingkahlaku2 yang ajaib/aneh/gaib. Seorang Yogi sejati pergi ke sumber kekuatan dari seluruh kekuatan, mempelajari hukum2nya, dan mempelajari metode untuk mengkontrolnya. Dia tahu bahwa kekuatan alam yang bermacam2 hanyalah expresi dari satu kekuatan yang universal, hidup, energi pikiran, yang dalam bahasa sansekerta disebut Prana. Dia melihat kekuatan fisik alam seperti panas, gravitasi, listrik dan juga semua kekuatan mental seperti pikiran, akal, nalar hanyalah satu kekuatan hidup yaitu Prana. Intelegensi energy proyek dari matahari2, bulan2, bintang2 dan planet2 yang tak terhitung jumlahnya dalam bentuk angkasa. Menghempaskan bumi ini dari cairan tungku matahari, didinginkan oleh udara, dimandikan oleh air, dan diberi pakaian tumbuh2an dan kehidupan binatang, disayapi langit oleh awan, dibentangkan bidang2nya oleh sungai2. Dibentuk menjadi suatu yang besar dan kasar, dipindahkan inti2nya, diberikan kehidupan dan gerakan pada setiap atom dan molekul, dan pada saat yang sama dimanifestasikan sebagai akal dan pikiran (prana).
Kenapa tidak mungkin bagi seorang yang telah menyadari penyatuannya dengan sumber dari segala kekuatan, yang telah mempelajari untuk mengkontrol semua penomena dengan memahami hukum2 yang mengendalikannya dan yang telah menjadi raja dari dunia seperti Yesus Kristus, untuk menunjukan penomena sederhana seperti berjalan diatas permukaan air ataou menghidupkan orang mati?. Menurut yogi sejati, aksi2 Yesus Kristus hanyalah sedikit expresi dari kekuatan yoga, seperti yang telah dipraktekan oleh yogi2 di India. Jadi kita mengerti bahwa Yesus adalah salah satu yogi sejati yang lahir di keluarga semitik.
Yesus adalah seorang Yogi yang besar, karena Dia menyadari ketidak kekalan dan kesementaraan alam dari penomena dunia, dan dapat membedakan yang nyata dari yang tidak nyata, melepaskan semua tujuan keduniawian dan kesenangan duniawi. Seperti yogi2 pada umumnya, Dia hidup di tempat terpencil, memutuskan semua hubungan dunia seperti teman dan kerabat, dan hidup dengan tidak memiliki rumah dan barang kepunyaan apapun.
Yesus adalah seorang Karma Yogi sejati, karena Dia bekerja tidak pernah mengharapkan hasil dari pekerjaanya, tidak punya keinginan untuk ambisi ketenaran, tidak pula untuk kekayaan duniawi. Dia bekerja hanyalah dipersembahkan untuk dunia, Dia berbuat untuk orang lain, mempersembahkan semua hidupnya untuk membantu orang lain dan akhirnya matipun untuk orang lain. Tidak terikat kepada hasil dari perbuatannya, secara terus menerus menuntun orang2 menuju jalan kebenaran dan kesadaran spiritual dengan pelepasan ikatan keegoan. Dia mengerti hukum sebab akibat, yang merupakan prinsip dasar dari karma yoga, sehingga menjadikan alasan Dia bersabda: “Apapun yang km kerjakan, itulah yang kamu petik hasilnya”.
Yesus dari Nazareth membuktikan diri-Nya sebagai bakti yogi, pencinta Tuhan sejati, dengan baktiNya yang teguh dan cintaNya yang tulus kepada Bapa di Sorga, doaNya yang terus menerus, permohonanNya yang tiada henti, selalu bermeditasi, dengan tabah selalu memuja Tuhan membuat Dia bersinar seperti bintang pagi yang terang di langit cinta seorang bakti yogi. Yesus menunjukan pengendalian diri dan pikiranNya melalui berbagai macam cobaan, godaan dan penderitaan. Dia menderita dan menyerahan diri pada saat kematianNya sebelum penyaliban, itu jelas membuktikan bahwa Dia adalah seorang manusia yang memiliki kwalitas Tuhan menghiasi jiwanya sebagai bakti yogi sejati. Memang benar jiwaNya berupaya keras sesaat dibawah beban berat cobaan dan penderitaan, dan juga benar Dia merasakan penderitaanNya menjadi tak tertahankan, ketika Dia menangis dengan keras tiga kali, dan berdoa kepada Bapa di Sorga: “O Bapa, jika mungkin, biarkanlah cangkir ini terlepas dari Aku”, Dia belum menemukan kedamaian dan kebahagiaan sampai akhirnya Dia bisa menguasai kehendaknya menuju Bapa sembari berkata dalam hati “semua akan selesai”. Penyerahan diri dan kepasrahan diri adalah prinsip dasar bakti yoga, dan Yesus memilikinya dan disempurnakan pada saat akhir hidupNya, Dia benar2 seorang bakti yogi.
Seperti raja yogi di India, Yesus tahu rahasia perbedaan jiwa dan tubuh, dan Dia tunjukan ini juga pada saat kematianNya. Saat tubuhnya menderita oleh siksaan yang hebat, dengan berkata “Bapa, maafkan mereka karena tidak mengetahui apa yang mereka lakukan”, ini hal yang tidak biasa seseorang memohonkan maaf untuk penyiksanya, saat sedang di salib. Tapi dalam pandangan para yogi, ini hal yang biasa dan alami. Ramakhrisna, seorang yogi sejati abad 19, kehidupannya dan ucapan2nya telah ditulis oleh Max Muller, ketika pernah ditanya “Bagaimana bisa Yesus mendoakan penyiksanya, ketika Dia menderita di tiang salib?”. Ramakhrisna menjawab dengan perumpamaan, jika batok kelapa muda ditusuk, paku penusuknya akan mengenai daging kelapanya juga. Lain halnya dengan kelapa yang sudah kering, dagingnya terpisah dengan batoknya, jadi ketika batoknya ditusuk, tidak akan mengenai dagingnya. Yesus seperti kelapa kering, jiwa yang didalamnya terpisah dengan batok tubuhnya, jadi penderitaan dari tubuh tidak mempengaruhiNya, sehingga Dia bisa mendoakan pengampunan untuk penyiksanya walau tubuhnya dalam penyiksaan, dan semua yogi sejati bisa melakukan hal yang sama. Ada banyak contoh dari para yogi dimana tubuhnya dicingcang, tapi jiwanya sedikitpun tidak lepas dari kedamaian dan ketenangan seperti Yesus bisa memaafkan bahkan memberkati penyiksanya. Dengan ini Yesus membuktikan seperti yogi yang lain, bahwa jiwanya telah terlepas dari ikatan tubuh dan perasaan, maka oleh itu, Yesus adalah seorang Yogi.
Melalu jalan bakti dan cinta, Yesus telah mencapai kesadaran bersatunya jiwa individu dengan Bapa/jiwa universal, dimana idaman bagi jnana yogi juga sebagai tujuan akhir dari semua agama. Seorang jnana yogi berkata: “Aku adalah Dia”, “Aku adalah Brahman”, “Aku adalah kebenaran hakiki”, “Aku adalah satu dengan raja diatas sana”. Melalui, perbuatan baik, bakti, cinta, konsentrasi, contemplasi, puasa dan berdoa, Yesus Kristus menyadari bahwa jiwaNya adalah satu dengan Tuhan, maka Dia telah mencapai tujuan dari jnana yoga.
Seperti Khrisna, Budha dan yogi2 di India, Yesus menyembuhkan orang sakit, membuat orang buta bisa melihat, orang pincang bisa berjalan, dan membaca rahasia pikiran murid2Nya, Dia tahu pasti apa yang Judas dan Peter akan lakukan, tapi tidaka ada yang bersifat gaib dari semua itu. Tidak ada yang tidak bisa dikerjakan oleh seorang yogi sejati, dan tidak ada yang tidak bisa dijelaskan dari semua itu oleh ilmu yoga dan filsafat wedanta. Tanpa dibantu oleh ilmu dan filsafat ini, Yesus tidak akan bisa dimengerti dan dihargai. Dengan mempelajari sifat2Nya, dengan kata lain sinar dari filsafat Weda, kita akan bisa bukan hanya mengerti Dia dengan baik tapi juga bisa lebih menghargai keagunganNya.
Ilmu sains mungkin mengejek keajaibannya, tapi bisa dikuatkan oleh ilmu yoga, dan diconfirmasikan oleh kelakuan yogi2 India. Tidak perlu takut orang2 kristen kepada ilmu sains akan merongrong keberadaan Yesus, sepanjang ada ilmu yoga yang akan mempertahankanNya. Biarlah dia mempelajari sifat2 Yesus melalui filsafat Weda/Wedanta. Dan saya yakin dia akan memahami Yesus lebih baik dan menjadi Kristen yang benar, murid Yesus Anak Tuhan yang lebih baik dari sebelumnya. Biarkan dia mengikuti ajaran Yoga dan suatu saat dia akan menjadi sempurna seperti Yesus Kristus.
Melalui ajaran Wedanta, orang2 Hindu telah belajar bagaimana memuja sifat2 Yesus, juga melalui Wedanta pula orang2 Kristen akan belajar menghargai yogi sejati seperti Khrisna, Budha, Ramakhrisna dan lainnya. Melalui Wedanta pula Kristen bisa melihat sifat2 keTuhanan yang bersemayam disetiap mahluk dan benda di dunia ini. Memahami hubungan jiwa individu dan jiwa universal, dan bisa mengatakan hal yang sama seperti Yesus Kristus: “Aku dan Bapa adalah satu”, dan mendapat penyelamatan dalam hidup ini.
Semoga damai selalu.