Wednesday, May 27, 2015

Mahatir: "Islam Arab menjajah Malaysia"

 Bali Tour
MALAYSIA: Putri sulung Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad, Marina Mahatir mengkritik negaranya yang saat ini menjalankan budaya Islam yang bernuansa kultur Arab.
Menurut Marina, seharunya Malaysia punya corak keislaman sendiri yang sesuai dengan konteks budaya asli masyarakat Malaysia. 

“Ini hanya Arabisasi. Budaya kita itu kolonialisme, penjajahan Arab," kata Marina, dikutip dari themalaymailonline.com, Senin (25/5).

Perempuan yang saat ini sebagai aktivis perempuan ini mencontohkan, corak berpakaian warga Malaysia terutama yang muslimah yang sangat kental berpakaian ala budaya Arab.
Sebaiknya, menurut Marina, Muslimah Malaysia dapat berpakaian sehari-hari dengan tidak harus mengenakan pakaian seperti pakaian wanita Arab, asalkan pakaian yang dikenakan dapat menutup aurat perempuan.

Ia pun meminta agar semua umat Islam Malaysia mulai untuk lebih terbuka untuk belajar tentang bagaimana Islam sebenarnya.
Selama ini, kata dia, Islam di Malaysia tak banyak yang benar-benar tahu bagaimana Islam yang sesungguhnya sangat terbuka mengenai banyak hal. Tidak kaku seperti yang diterapkan di Malaysia.

"Islam memiliki sejarah intelektual yang sangat kuat, tetapi di sini (Malaysia) tidak ada yang intelek sama sekali. Kami di sini hanya diajarkan ritual, bukan bagaimana untuk menjadi pemikir besar,” ucap Marina.

Marina kemudian juga mengungkapkan kegeramannya karena banyaknya kritik yang dilontarkan melalui media Malaysia yang memojokkan kaum perempuan.
Seperti mempermasalahkan perempuan Muslim Malaysia yang berkerudung berfoto dengan artis pria asal Korea. Ia menilai, pihak pengkritik mempunyai pemikiran yang kaku tentang prinsip Islam yang ia anut. 

Hal ini diangap Marina tidak sesuai dengan apa yang diimbau oleh pemerintah Malaysia yang menginginkan agar Muslim bersatu. Sebab negara mereka sendiri, kata Marina, masih belum paham arti Islam yang sebenarnya yang harus diterapkan untuk masyarakat Malaysia
Powered by Ubud Driver

Sunday, May 03, 2015

Big Bang dan Genesis dalam Hindu

Donder (2007) dalam karya bukunya yang berjudul Kosmologi Hindu menguraikan tentang sketsa singkat tentang kronologis proses evolusi penciptaan beradasarkan literatur Hindu dapat diuraikan sebagai berikut :

(1) Pada mula-mula di mana-mana tidak ada apa-apa, → (2) dalam keadaan tidak ada apa-apa, yang ada hanyalah Tuhan sendiri → (3) Kekosongan bagaikan ruangan kosong dan itu sebagai badan saguna Brahma dari Tuhan → (4) Pada ruang kosong itu ada Energi kasar (propan) yang disebut prakrti Tuhan berwujud asthaprakrti satu di antaranya adalah Akasa ‘ether’ → Nama lainnya adalah Vayu → (5) Dari Vayu muncul Udara → (6) Dari gesekan Udara yang disebabkan oleh getaran Udara maka terjadi kondensasi hingga menimbulkan teja ‘Panas’ → (7) Energi panas ini akhirnya menyebabkan pemuaian ruang yang sedemikian besar → (8) Akhirnya ruang dan seluruh prakrti Tuhan (meledak) → (9) Bunyi ledakan yang sangat besar itu merambat ke segala penjuru sebagai gema yang setelah diperhatikan; gema itu tidak lain adalah bunyi (A, U, M → Om). (10) Bunyi Om yang juga disebut Pranava Sabda ini diyakini sebagai bunyi yang paling awal di alam semesta, sehingga bunyi Om itu dipercaya sebagai suara penciptaan. Dari sini pula munculnya banyak keyakinan yang mem-percayai bahwa alam semesta ini diciptakan dari Vak, atau Vicara, Sabda, Firman, Logos, kata-kata, bunyi, atau suara → (11) Dari ledakan itu muncul Air (Zat Cair Panas seperti bubur atau lava gunung berapi) → (12) Zat Cair itu terlontar dari ruangannya dengan tenaga yang sangat besar → (13) Lontaran dari ledakan itu terjadi secara beruntun → (i) lontaran pertama menjadi Planet Raditya ‘Matahari’ dikendalikan oleh deva Surya → (ii) lontaran kedua menja-di Planet Coma ‘bulan’ dikendalikan oleh Deva Chandra atau juga devi Ratih → (iii) lontaran ketiga menjadi Planet Anggara, → (iv) lontaran keempat menjadi Planet Budha, (v) lontaran kelima menjadi Planet Wrspati, → (vi) lontaran keenam menjadi Planet Sukra, (vii) lontaran ketujuh menjadi Planet Saniscara, masing-masing memiliki pengendalinya. Ketujuh planet itu merupakan bagian dari jaga raya yang sangat luas. Ketujuh planet ini menjadi nama-nama hari dalam setiap minggu. Urutan nama hari itu dianggap sebagai urutan dari kelahiran planetp-planet tersebut. 

Redite → Raditya : Minggu, 

Soma → Coma : Senin, 

Anggara → Anggara : Selasa, 

Budha → Buda : Rebo, 

Wrspati → Wrspati : Kamis, 

Sukra → Sukra : Jumat, 

Saniscara → Saniscara : Sabtu. 



Setelah terjadi Tata Surya dalam Alam Semesta → (14) Tuhan dalam hati-Nya (budhi) berpikir (manas) dan berke-hendak (ahamkara) ini menciptakan mahluk-mahluk, maka Penciptaan mahluk dimulai → (15) Pertama-tama di awali dengan mncullah Manu (Manusia yang terlahir dari pikiran Tuhan) di atas planet bumi ini → (16) Manu selanjutnya memerankan penciptaan seluruh mahluk dari diri-Nya → (17) Manu membelah diri-Nya menjadi dua bagian yang sama persis seperti pinang dibelah dua, (18) satu bagian menjadi Laki-laki dan (19) satu bagian-Nya lagi menjadi Perempuan. Kedua-duanya disebut Ardanareswari yang Laki-laki juga disebut Purusa (+) dan yang Perempuan disebut Pradana (-), ada juga sebutan-sebutan lain untuk menyebut keduanya. Tetapi yang jelas masing-masing dengan karakter devata ‘ilahi’ → (20) Hubungan intim (seks; dalam pengertian bukan hubungan kelamin, tetapi kontak antar energi devata) antara Purusa dan Pradana melahirkan Hewan dan Mahluk lainnya → (21) Dari Hewan-hewan lahir Hewan yang banyak → (22) Semua mahluk itu merupakan perwujudan dari Manu. Manu lah asal mula dari manusia dan mahluk lainnya, karena Manu mendapat tugas penciptaan selanjutnya. Pada awal mula penciptaan mahluk-maluk hidup seperti; manusia dan Hewan hanya memakan makanan berupa energi akasa atau prana azas kehidupan yang laing esensial → (23) Selanjutnya Manu terus mencipta hingga tercipta tumbuhan – makanan dan seterusnya → (24) hingga tercipta 84.00.000 mahluk hidup → (25) dari hewan-hewan pertama yang diciptakan Manu itu, berevolusi kembali menjadi manusia dengan kadar kedewataannya yang telah menurun. Semua mahluk berke-inginan untuk dapat kembali kepada Tuhan melalui evolusi kelahiran sebanyak angka 84 di atas. Bagi mahluk yang hanya bertingkahlaku biasa-biasa saja yang selalu meng-ikuti dorongan hawa nafsunya ia akan mungkin sekali melintasi atau mengalami reinkarnasi sebanyak 84.00.000 kali dan mengalami macam kehidupan sebagai 84.00.000 jenis kehidupan mahluk hidup. Hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan Atmavidya atau Brahmavidya yang dapat memutus rantai kelahiran dan kematian ini.

Semoga bermanfaat, Salam Damai.
Powered by Bali Tour Driver