Thursday, March 12, 2015

TUHAN dalam pandangan leluhur Nusantara

"TUHAN" DALAM PANDANGAN BANGSA NUSANTARA   Leluhur Nusantara) mengajarkan tata cara hidup beradab BERADAB kepada kita semua, namun keberadaban yang dimaksud sama sekali tidak ada urusannya dengan KETUHANAN (tidak mengatas-namakan TUHAN). Artinya, oleh para leluhur Nusantara "tuhan" sama sekali tidak dijadikan OBJEK bulan-bulanan, baik untuk menakut-nakuti manusia, mengancam maupun hanya untuk menyenangkan dan menggembirakan 'Dia'. Sungguh begitu NAIF dan RENDAH, jika ternyata TUHAN masih membutuhkan perasaan SENANG dan GEMBIRA ataupun MARAH. Tuhan macam apa yang seperti itu.? jenis "Tuhan" yang begitu jangan-jangan hanya "tuhan-tuhanan" hasil ciptaan manusia.   


Bagi Nusantara, TUHAN diletakan pada posisi yang MAHA-ADILUHUNG dan tidak boleh dilanggar, sehingga NAMA-NYA TIDAK BOLEH SEMBARANG DISEBUTKAN! Bahkan ada kecenderungan hampir "TIDAK BERNAMA", sebab "tuhan" TIDAK BOLEH DICIPTAKAN oleh manusia dalam bentuk atau status apapun (termasuk nama/sebutan).   Selama ribuan tahun leluhur Nusantara 'menyimpan' TUHAN di dalam dirinya masing-masing, ditempat yang maha agung yang tak tersentuh oleh KERENDAHAN AKAL. Ini sama sekali BUKAN PENGASINGAN kepada-Nya, melainkan bentuk PENGHORMATAN kepada YANG MAHA.   Bagi leluhur Nusantar , TUHAN adalah yang tidak boleh terpilah dan terpisah, "dia" adalah satu kesatuan (kemanunggalan) yang harus dipertanggung-jawabkan oleh setiap individu. Artinya, SIAPAPUN YANG BERANI MENYEBUT-NYA harus dapat MEMBUKTIKAN-NYA. maka sungguh berat tanggung-jawab untuk mengatakan TUHAN. saat seseorang mengatakan "TUHAN" maka dia harus mampu menunjukan HUKUM BUKTI KEBERADAAN secara SERENTAK dan MENYELURUH TERDENGAR, TERABA, TERLIHAT, TERKECAP, TERCIUM,TERASA!   


Sungguh berbeda dengan jaman sekarang dimana bangsa Nusantara dengan MUDAH menyebut dan mengatakan TUHAN, bahkan lebih edan lagi ada yang MENGATAS-NAMAKAN TUHAN. (atas nama TUHAN). celakanya mereka itu tak ada satupun yang mampu MEMBUKTIKANNYA. hampir 100% BERLINDUNG DI BALIK TEORI-TEORI dalam KITAB dan sama sekali BUKAN BERDASARKAN BUKTI DIRI!   Akhirnya, pandangan masyarakat umum dalam ketidak-tahuan terhadap AJARAN Asli Nusantara menjadi semakin sempit dan NEGATIF, apalagi setelah muncul berbagai teori THEIS dan RELIGI dalam bidang ilmu pengetahuan (pendidikan) hingga ajaran leluhur dicap sebagai ANIMISME ataupun DINAMISME, ironisnya di "YA" kan oleh mayoritas bangsa Nusantara itu sendiri.   


Begitu tingginya Tuhan ditempatkan di atas segala-galanya, hingga yang sering terlihat dihadapan umum hanyalah UPACARA UNGKAPAN RASA TERIMA-KASIH kepada ALAM SEMESTA atas kehidupan yang saling memberi dan menerima, saling mengisi dan menjaga. (bukankah menjaga dan mengelola segala CIPTAANNYA merupakan BUKTI dan BAKTI nyata kepada Sang Maha Pencipta...?) "SEPI PUJIAN tapi NYATA dalam BUKTI dan BAKTI".   Ajaran LELUHUR BANGSA NUSANTARA sebagai TUAN RUMAH saat ini malah TERSISIH dan TERSINGKIRKAN oleh ajaran (agama) IMPORT yang BARU LAHIR kemudian.... Ajaran Nusantara TERBUANG dari kehidupan ANAK BANGSA yang senyata-nyatanya sebagai PEWARIS RESMI AJARAN LELUHUR NEGARA.... Apa sebabnya.?


Konon akibat ajaran Nusantara seolah TIDAK MENGENAL TUHAN, sedangkan agama import secara EKSPLISIT mengajarkan tentang keberadaan 'tuhan' dengan NAMA dan PANGGILAN yang JELAS, dengan demikian AGAMA IMPORT itu dianggap LEBIH BENAR...LEBIH BERADAB... LEBIH SEMPURNA dan secara sah DIAKUI oleh NEGARA REPUBLIK INDONESIA...!!!   Saat ini nama dan sebutan TUHAN begitu mudah DIJUMPAI dan mudah DIDENGAR, nama Sang Maha Agung begitu MURAH DIOBRAL dalam berbagai sisi kehidupan, dijadikan objek bulan-bulanan atas berbagai kejadian.... umumnya sering disebut sebagai KEHENDAK TUHAN...! Bahkan dalam salah satu agama import "tuhan" itu BOLEH DISEBUT, DAPAT DIPANGGIL, HARUS DIKATAKAN.   


Sungguh ironis... ajaran leluhur bangsa yang begitu agung menempatkan Sang Maha Tunggal dalam jarak yang sulit dijangkau kebodohan tidak lagi dipandang sebagai suatu KEBAJIKAN dan KEBIJAKAN... Dalam hal ini, secara adat-istiadat (kebudayaan Nusantara) NAMA ORANG TUA sendiri-pun TABU untuk disebutkan langsung jika tidak benar-benar diperlukan... apalagi NAMA TUHAN... dan lebih terasa KURANG AJAR LAGI APABILA TUHAN DIPANGGIL NAMANYA.)   TIPS UNTUK BEREKSPERIMEN : Cobalah panggil orang tua anda dengan cara memanggil namanya secara langsung... Apa yang akan terjadi ...? Misalnya : "Hai Joko...Hai wayan dsb !"   Betapa BERDAULATNYA menjadi orang Inggris yang dapat menyebut "GOD" kepada tuhannya tanpa dipandang RENDAH oleh bangsa manapun.... kenapa BANGSA NUSANTARA seolah-olah ANTI untuk menyebut "HYANG" kepada tuhannya...????

Di copas dari entah darimana.