Tuesday, June 10, 2014

Filsafat Hindu

FILSAFAT HINDU


Filsafat Hindu bisa dibagi menjadi 6 sekolah "astika" (ortodox) atau darshana (pandangan), dimana menerima Weda sebagai sumber sastra utama. Dan 3 sekolah "nastika" (heteredox), yang tidak menerima Weda sebagai sumber sastra utama.


Sekolah2 Astika adalah:


1. Sankhya.

Samkhya atau Sankhya adalah filsafat Hindu Ortodox yang paling tua. Samkhya menyatakan semuanya adalah realitas yang berasal dari purusha (diri, atman, jiwa) dan prakriti (material, energy). Ada banyak jiwa yang hidup (Jeevatmas) dan semuanya memiliki kesadaran. Prakriti terdiri dari 3 sifat (guna): aktif (rajas), malas (tamas), tenang (sattva) (sattva ini timbul jika 2 sifat/guna yang lainnya berada dalam keseimbangan). Karena hubungan yang melekat antara jiwa dan 3 sifat tadi, sehingga dunia ini berevolusi. Kebebasan jiwa bisa dicapai jika jiwa menyadari bahwa ia berada diatas dan diluar tiga sifat tadi (terlepas dari ikatan 3 sifat/triguna tadi). Samkhya adalah filsafat dualitas, tapi berbeda dengan bentuk dualitas yang lain. Di barat, dualitas adalah antara pikiran dan tubuh, sedangkan Samkhya antara jiwa dan materi (dalam hal ini pikiran termasuk materi). Konsep atman (jiwa) berbeda dengan konsep pikiran. Jiwa adalah realitas absolut merasuki semuanya, abadi, tidak bisa dihancurkan, tidak berbentuk, kesadaran murni. Jiwa adalah non-materi dan diluar intelek. Pada dasarnya, Samkhya adalah non-theis, tapi pertemuannya dengan filsafat Yoga menjadi theis.

2. Yoga

Filsafat Yoga sangat dekat dengan Samkhya. Sekolah Yoga ditemukan oleh Patanjali dengan menerima psikolgi dan metafisik dari Samkhya, tapi lebih theistik dari Samkhya, sebagai contoh dengan menambah entitas Tuhan pada 25 element realitas Samkhya. Persamaan antara Yoga dan Samkhya sangat dekat seperti Max Muller bilang "kedua2nya searah susah membedakan, bisa dibilang Samkhya dengan Tuhan dan Samkhya tanpa Tuhan..." .
Kitab utama sekolah Yoga adalah Yoga Sutra oleh Patanjali, yang dianggap sebagai penemu filsafat Yoga.

3. Nyaya

Sekolah Nyaya didasari oleh Nyaya Sutra yang ditulis oleh Aksapada Gautama, sekitar abad 2 SM. Kontribusi paling penting dari sekolah ini adalah metodeloginya. Metodeloginya didasari oleh sistem logika yang selanjutnya dipakai oleh mayoritas sekolah di India. Ini membandingkan hubungan antara sains barat dengan filsafat, yang mana sebagian besar diambil dari Logika Aristotelian.
Sayangnya, Nyaya dianggap lebih logikal dari sebenarnya oleh pengikutnya. Mereka percaya hanya dengan mendapatkan ilmu pengetahuan yang valid saja bisa terbebas dari penderitaan, dan mereka rela menderita hanya untuk meneliti validitas dari sebuah sumber ilmu, untuk memisahkan yang salah/tidak valid. Menurut Nyaya, ada 4 sumber pengetahuan: persepsi, kesimpulan, perbandingan, testimoni. Pengetahuan dicari melalui itu semua untuk menentukan apakah valid atau tidak valid. Nyaya mengembangkan beberapa kriteria validitas. Misalnya, Nyaya adalah mungkin yang paling dekat dengan filsafat analisa India. Yang pada akhirnya Nyaya memberikan bukti logis terhadap eksistensi dan keunikan Ishvara sebagai jawaban atas Buddhism, dimana saat itu Buddhism pada dasarnya non-theis. Nyaya selanjutnya yang lebih dikenal adalah navya-nyaya/ neo-nyaya.

4. Vaisheshika

Sekolah Vaisheshika ditemukan oleh Kanada dan menekankan keberagaman atom. Semua obyek di alam fisik bisa diuraikan menjadi atom2 tertentu, dan Brahman dianggap sebagai kekuatan fundamental yang menyebabkan kesadaran pada atom2 ini.
Walaupun Sekolah Vaisheshika berkembang terpisah dari Nyaya, dua2nya akhirnya bergabung karena persamaan teori tentang metafisika. Pada awal2nya, bagaimanapun Vaisheshika dibedakan dengan Nyaya pada hal krusial, dimana Nyaya menerima 4 sumber pengetahuan validitas, Vaisheshika hanya menerima 2: persepsi dan kesimpulan.

5. Mimamsa

Obyektifitas utama adalah sekolah Purva Mimamsa, didirikan untuk otoritas Weda. Selanjutnya, sekolah ini sangat berjasa dalam kontribusinya menentukan aturan2 perumusan penafsiran Weda. Pengikut Mimamsa percaya bahwa seseorang harus mempunyai kepercayaan yang gak perlu dipertanyakan terhadap Weda dan melaksanakan selalu Yajnas, atau ritual api suci. Mereka percaya dalam kekuatan mantra dan yajnas lah aktifitas semesta ini bisa berjalan. Untuk mendukung kepercayaan ini, mereka sangat menekankan pada dharma, yang terdiri dari melakukan ritual2 Weda.
Mimamsa menerima ajaran logika dan filsafat dari sekolah2 lain, tapi mereka merasa belum cukup sehingga ditekankan adalah tingkah laku yang benar. Mereka percaya bahwa pemikiran sekolah2 yang lain yang bertujuan untuk kebebasan (moksha) tidak bisa benar2 bebas dari keinginan dan keegoan, karena usaha untuk kebebasan malah dihalangi oleh keinginan sederhana yaitu keinginan untuk bebas. Menurut pemikiran Mimamsa, hanya dengan bertingkah laku sesuai sesuai yang tertulis di Wedalah orang bisa mencapai kebebasan.
Sekolah Mimamsa akhirnya merubah pandangannya dan mulai mengajarkan doktrin Brahman dan pencapaian Kebebasannya. Pengikut2nya kemudian menyatakan untuk mencapai kebebasan jiwa harus diimbangi dengan kegiatan pencerahan. Meskipun Mimamsa tidak begitu menarik perhatian para ahli2 filsafat, tapi pengaruhnya masih bisa dirasakan dalam kehidupan Hindu sampai sekarang, karena semua ritual Hindu, upacara dan hukum2 dipengaruhi oleh sekolah ini.

6. Vedanta

Vedanta atau kelanjutan dari Sekolah Mimamsa, lebih mengutamakan ajaran filsafat dari Upanishad daripada perintah2 ritual dari Brahmana.
Ketika tradisi ritual Weda trus berlangung sebagai ritual meditatif dan untuk mencari kedamaian, pusat2 pengajaran ilmu pengetahuan semakin banyak muncul. Ini adalah aspek mistik dari agama Weda yang fokus pada meditasi, desiplin diri, spiritual lebih daripada tradisi2 ritual.
Bisa dikatakan Vedanta adalah esensi dari Weda, dibungkus oleh Upanishads (pemikiran2 Weda tentang kosmologi, himne dan filsafat). Brihadaranyaka Upanishad adalah dipercaya sudah ada jauh sebelum 3.000 tahun lalu. Upanishad ada 100an lebih, dimana 13 upanishads dianggap sebagai pokok. Kontribusi yang paling signifikan dari Weda adalah ide tentang kesadaran diri dan dilanjutkan dengan tidak dibedakannya kesadaran tadi dengan Brahman.
Ungkapan2 dalam Vedanta diberikan dalam bentuk perumpamaan, kiasan dan puisi, dan boleh ditafsirkan bermacam2. Mengakibatkan Vedanta dipisahkan menjadi 6 cabang sekolah, setiap penafsiran teks tertentu dalam cara tertentu dan menghasilkan seri tertentu juga dalam ajarannya.
Diantaranya adalah:
Adi SankaracharyaAdi Sankaracharya

- Advaita oleh Adi Shankaracharya (788-820) = Advaita Vedānta dikemukakan oleh Adi Sankara dan kakek gurunya Gaudapada, dengan menulis Ajativada. Menurut sekolah Advaita Vedanta ini, Brahman adalah satu2nya yang nyata, dan dunia yang seperti terlihat ini adalah ilusi. Dikarenakan hanya Brahman satu2nya yang nyata, maka Brahman tidak bisa dibilang memiliki atribut apapun. Kekuatan ilusi dari Brahman disebut Maya yang menyebabkan dunia ini ada. Ketidaktahuan dari kenyataan ini adalah penyebab semua penderitaan di dunia ini, dan hanya melalui pengetahuan yang benar tentang Brahman, seseorang bisa mencapai pembebasan. Ketika seseorang mencoba untuk mengetahui Brahman melalui pikirannya yang masih diseliputi Maya, maka Brahman muncul dalam bentuk Tuhan (Ishvara), yang terpisah dari dunia dan mahluk. Pikiran ada, Tuhan/Ishvarapun ada; pikiran terlampaui, Isvarapun tidak ada, yang ada hanya Brahman. Pada kenyataannya, tidak ada bedanya antara jiwa individu jivatman (atman) dan Brahman. Pembebasan terjadi dengan mengetahui kenyataan ini yakni tidak-ada-perbedaan (non-dualitas = a-dvaita). Maka, jalan untuk pembebasan adalah hanya dengan pengetahuan (jnana). Kelanjutan ajaran Advaita disebarkan oleh Ramakrishna, Svami Vivekananda, Sri Ramana Maharsi.

- Visishtadvaita oleh Ramanujacharya (1040-1137) Vishishtadvaita dikemukakan oleh Ramanuja/Ramanujacharya yang menyatakan bahwa jīvātman adalah bagian dari Brahman, yang akhirnya dinyatakan sama tapi tidak identik. Perbedaan pokok dengan Advaita adalah Visishtadvaita menyatakan Brahman memiliki atribut, termasuk kesadaran jiwa individu/Atman juga materi. Brahman, Atman dan Materi adalah berbeda tapi satu dengan lainnya tidak bisa dipisahkan. Sekolah ini mengemukakan Bhakti atau pemujaan kepada Tuhan dalam bentuk Vishnu sebagai jalan pembebasan. Maya dilihat sebagai kekuatan mencipta dari Tuhan.

- Dvaita oleh Madhvacharya (1238-1317) Dvaita dikemukakan oleh Madhwacharya. Ini juga disebut sebagai tatvavādā - Filsafat Realitas. Sekolah ini mengidentifikasikan Tuhan sebagai Brahman secara mutlak, dalam bentuk Vishnu atau inkarnasiNya seperti Krishna, Narasimha, dll. Dalam hal ini juga dikenal sebagai filsafat sat-vaishnava untuk membedakan dengan sekolah Vishishtadvaita oleh sri-vaishnavism. Dvaita ini menyatakan Brahman, jiwa individu (jivatman) dan materi semuanya abadi dan merupakan entitas yang berbeda2. Sekolah ini juga menganjurkan Bhakti sebagai jalan pembebasan yang sattvic/tenang dimana kebencian (Dvesha) dan ketidakpedulian terhadap Tuhan akan membawa ke neraka yang abadi dan penderitaan abadi. Pembebasan adalah keadaan pada pencapaian tingkat maksimal kesenangan dan kesedihan, yang diberikan kepada jiwa (pada akhir sadhana/kesadaran), berdasarkan ikatan jiwa dan sifat2 alami kebaikan dan kejahatan. Achintya-adbhuta shakti (kekuatan tanpa batas) dari Tuhan Vishnu adalah sebagai penyebab utama dari alam semesta dan materi awal (prakrti) adalah penyebab material alam. Dvaita juga mengemukakan bahwa semua aksi dilakukan oleh Tuhan untuk menghidupi jiwa2, dan menganugrahkan hasil kepada jiwa2 sedangkan diriNya sendiri tidak terpengaruh sedikitpun oleh hasil tersebut.

- Dvaitadvaita (Bhedabheda) oleh Nimbarka abad 13 Dvaitādvaita dikemukakan oleh Nimbārka, berdasarkan sekolah sebelumnya yaitu Bhedābheda, yang diajarkan oleh Bhaskara. Menurut sekolah ini, Jivatman bisa sama dan bisa berbeda dengan Brahman. Hubungan Jiva dengan Brahman bisa seperti Dvaita dalam satu sudut pandang, bisa seperti Advaita dari sudut pandang yang lain. Di sekolah ini, Tuhan divisualisasikan sebagai Krishna.

- Shuddhadvaita oleh Vallabhacharya (1479 - 1531) Shuddhadvaita dikemukakan oleh Vallabha/Vallabhacharya. Sistem sekolah ini juga mengidentifikasikan Bhakti sebagai satu2nya jalan pembebasan. Dunia ini dikatakan sebagai permainan (Leela) dari Krishna, yang sat-chit-ananda (eksistensi, kesadaran, kebahagiaan).

- Acintya Bheda Abheda oleh Chaitanya Mahaprabhu (1486-1534), Achintya Bhedābheda dikemukakan oleh Chaitanya Mahaprabhu, dia adalah pengikut Dvaita vedantanya Sri Madhwacharya. Doktrin yang menyatakan tidak bisa dibayangkan dan secara bersamaan keadaan penyatuan dan pemisahan dari jiwa dan energi Tuhan, adalah dua2nya berbeda dan tak-berbeda dari Tuhan, dimana Dia diidentifikasikan sebagai Krishna, Govinda, meskipun tidak bisa dipikirkan, bisa dialami melalui proses kecintaan dan bakti. Filsafat tentang "tidak bisa dibayangkan, penyatuan dan pemisahan" diikuti oleh beberapa gerakan modern Gaudiya Vaisnava, termasuk ISKCON (International Society for Krishna Consciousness) yang lebih dikenal dengan Hare Krishna ditemukan oleh Svami Prabhupada.


Sekolah2 Nastika adalah:

1. Buddhisme
2. Jainisme
3. Carvaka, sekolah material skeptis, yang sudah punah sekitar abad 15 karena kitab utamanya hilang.

Di sejarah Hindu, perbedaan dari sekolah2 diatas terjadi pada "jaman emas". Kemudian sekolah2 Vaishshika dan Mimamsa tidak muncul pada akhir jaman pertengahan, dimana bermacam2 cabang sekolah dari Vedanta (Dwaita "dualisme" dan Adwaita "non-dualisme", dan yang lainnya) mulai muncul dan banyak dipakai sampai sekarang. Nyaya bertahan sampai abad 17 sebagai "Navya Nyaya" Neo-Nyaya, sedangkan Sankhya dikit demi sedikit kehilangan statusnya sebagai sekolah lepas. Tapi inti ajarannya mempengaruhi Yoga dan Vedanta.


Sumber: wikipedia dan site lainnya

By: Jiwa Negara Yanik

Friday, June 06, 2014

10 Tahapan minuman keras.

Arak dan Tuak adalah minuman tradisional beralkohol yang paling terkenal di Bali. Tuak berasal dari sadapan pohon aren atau kelapa yang berkadar alkohol rendah, sedangkan arak adalah hasil penyulingan dari tuak yang mempunyai kadar alkohol lebih tinggi. Ada satu lagi yaitu "brem", berasal dari tape beras atau singkong, jika disuling brem juga akan menjadi arak.  Kadar alkohol arak tergantung dari hasil proses penyulingan.

Disini saya ingin menulis 10 tahapan minum berdasarkan kitab Jawa dan Bali.  Disini dipakai takaran "dhasar", bumbung bagi tuak dan sloki bagi arak.  Bisa juga dipakai gelas bagi bir dan sloki bagi wiskey :D

Berikut adalah tahapannya:

1. EKA PADMASARI

Eka: satu; Padma: Bunga (teratai); Sari: inti, esensi, asri. Orang minum kalau baru satu sloki diibaratkan sari bunga mekar yang indah.  Dipandang enak, di hati menyenangkan, di tubuh menyehatkan.

2. DWI MARTANI

Dwi: Dua; Martani: (Marta: sabar; Martani: menghibur). Orang minum sampai ke sloki kedua ucapannya masih jelas, ramah dan memberikan hiburan kepada semua orang juga menghibur untuk diri sendiri.

3. TRI KAWULA BUSANA

Tri: Tiga; Kawula: Bawahan/pembantu; Busana: Pakaian. Orang minum tiga sloki ibaratnya pembantu yang berpakaian serba indah atau baru; hatinya amat gembira, merasa "pede" sehingga tidak minder untuk berdampingan dengan tuannya. Dikatakan bahwa sloki ke tiga ini, dengan timbulnya kehilangan rasa segan dan rasa malu. Sayangnya setelah menghabiskan tiga sloki orang bukannya berhenti minum tetapi justru akan meneruskan minum karena rasa minuman sudah terasa enak di bibir dan tubuh.

4. CATUR WANARA RUKEM

Catur: Empat; Wanara: Kera; Rukem: Makanan atau buah-buahan. Disinilah kehilangan pengendalian diri mulai meningkat. Minum habis empat sloki diibaratkan kera berebut buah-buahan. Sudah barang tentu suasana ribut, hiruk pikuk dan cenderung terjadi kekisruhan.

5. PANCA SURA PANGGAH

Panca: Lima; Sura: Berani; Panggah: Kokoh, tidak berubah. Orang yang minum habis lima sloki selalu serba berani. Tak ada keraguan maupun ketakutan lagi. (Catatan: “berani” dalam pengertian tidak baik, tidak ada lagi rasa malu dan takut). Binaragawan pun kelihatan tubuhnya kecil :D.

6. SAD GUNA WEWEKA

Sad: Enam; Guna: pandai; Weweka: Waspada. Maksudnya, setelah minum enam sloki maka orang akan semakin waspada (dalam pengertian negatif, mudah curiga). Mendengar pembicaraan yang sama-samar, timbul salah sangka. Ada orang memandang biasa-biasa saja terasa mau menantang.

7. SAPTA KUKILA WARSA

Sapta: Tujuh; Kukila: Burung; Warsa: Hujan. Minum habis tujuh sloki ibaratnya burung kehujanan. Gemetaran dengan mengeluarkan suara-suara yang tak jelas. Mulai berbicara dengan bahasa asing.

8. ASTHA KACARA-CARA

Astha: Delapan; Kacara-cara: Bicara sembarangan. Setelah habis delapan sloki maka orang akan bicara sembarangan tidak jelas ujung-pangkalnya. Mulai berbicara bahasa alien :D

9. NAWA WAGRA LUPA

Nawa: Sembilan; Wagra: Macan; Lupa: kelelahan. Orang minum sembilan sloki sudah muntah-muntah dan lemas, ibaratnya harimau kelelahan. Tergolek tidak berdaya.

10, DASA BUTA MATI

Dasa: Sepuluh; Buta: Raksasa; Mati: Mati. Akhirnya setelah sepuluh sloki ibarat bangkai raksasa galak yang tergeletak mati tanpa meninggalkan bekas-bekas kegalakannya. 


KESIMPULAN

Melihat uraian di atas,  marilah kita minum sewajarnya, jangan berlebihan.  Cheeerrssss.... mari bersulang....!!!!

baligreattravel.com

Wednesday, June 04, 2014

Charles Darwin

Siapakah Charles Darwin?

Robert Charles Darwin (1809 - 1882) merupakan anak kelima dari enam bersaudara dari keluarga Shropshire di kota kecil Shrewsbury. Ayahnya, Robert Waring Darwin (1766 - 1848) adalah seorang dokter dan finacial konsultan yang merupakan anak dari penyair terkenal Erasmus Darwin. Ibu Chales Darwin, Susannah Wedgwood (1765 - 1817) meninggal dunia ketika ia berusia delapan tahun. Setelah kematian ibunya, Darwin dibesakan oleh kakak-kakak perempuanya dengan harta yg cukup dan kenyamanan . Ia menghabiskan masa sekolahnya di asrama sekolah Shrewsbury dari tahun 1818 sampai dengan 1825.

Pada Oktober 1825, Charles Darwin bersekolah di Universitas Edinburgh (Edinburgh University) bersama saudaranya Erasmus Darwin untuk mempelajari ilmu kedokteran. Selama di Edinburgh, Darwin lebih tertarik untuk menyelidiki hewan laut yang bertulang belakang dengan bimbingan Robert Grant. Di sanalah nama Charles Darwin pertama kali muncul di media cetak di salah satu artikel Grant. Darwin tidak menyukai ilmu kedokteran karena ketidak tahanan dirinya untuk melihat darah dan penderitaan ayahnya karena sakit yang disarankan oleh gereja sebagai alternatif terhormat. Darwin melihat suatu kebebasan untuk menjadi pendeta negara dan mengejar minatnya untuk mempelajari lebih banyak tentang alam. Sambil menunggu untuk memutuskan langkah lebih lanjut, ia membaca beberapa buku tentang agama Kristen dan memerlukan gelar BA dari universitas di Inggris.

Pada 15 Oktober 1827, ia menjadi anggota Christ’s College (kampus kristus) di Cambridge. Karena ia telah lupa dengan bahasa Yunani yang pernah ia pelajari dan dalam kuliah sehari-harinya ia memerlukan bahasa Yunani, ia tidak dapat menghadiri kuliah dalam bulan Oktober. Ia harus belajar dari rumah dengan guru privat sampai ia mampu menterjemahkan dengan beberapa kemudahan.
Ia juga mulai rajin mengumpulakan contoh serangga bersama mahasiswa-mahasiswa lainnya sebagai naturalis amatir, yang membuat namanya mulai muncul di media cetak ketika beberapa catatan tentang menangkap serangga oleh Stephens dalam bukunya British Entomology pada tahun 1829. Kata pertama yang dari Darwin yang diterbitkan adalah “Cambridge”. Darwin menjadi pengikut setia Profesor botani John Stevens Henslow (1796 - 1861). Darwin lulus ujian B.A. nya pada bulan Januari 1831, tetapi karena ia tidak memenuhi persyaratan tinggal, gelar tersebut tidak diberikan sampai 26 April 1831. Setelah itu ia mulai mengajar dasar-dasar geologi lapangan bersama Profesor Adam Sedgwick selama tur ke Wales utara.

Melalui Profesor Henslow, Darwin memperoleh tawaran darai Komandan laut Robert FitzRoy untuk bepergian dengan kapal survei, HMS Beagle, sebagai orang ilmiah atau naturalis. Perjalanan keliling dunia ini akan berlangsung selama lima tahun. Darwin menghabiskan sebagian besar waktunya ini meyelidiki geologi dan zoologi daerah-daerah yang dikunjunginya, terutama Amerika Selatan (Latin), kepulauan Galapagos, dan pulau-pulau yang berada di samudra Pasific. Ia mencatat pengalamannya dalam buku harian yang kemudian menjadi dasar buku Journal of Researches (jurnal penelitian ) (1839), yang sekarang dikenal dengan Voyage of the Beagle (Perjalanan Beagle). Ini kemudian dipakai untuk pertama kali dalam judul halaman buku edisi 1905.
Darwin juga mengumpulkan segala macam contoh organisme yang tercatat  di dalam daftar specimen dan zoologi. Inilah yang kemudian menjadi dasar volume lima seri yang ia edit sendiri setelah kembali pulang The zoology of the voyage of H.M.S Beagle (1838 - 1843).

Darwin juga banyak memukan fosil-fosil di Amerika Selatan. Dia bertanya-tanya mengapa ada persamaan antara fosil-fosil tersebut dengan penghuni tempat tersebut yang ada sekarang melebihi specimen-specimen yang lain? Darimana spesies baru berasal? Bahkan, mengapa dunia ditutupi dengan berbagai macam dan begitu banyak makhluk hidup? Mengapa beberapa sangat mirip satu sama lain dan yang lain sangat berbeda? Jika spesies telah diciptakan untuk sesuai dengan lingkungan mereka, seperti apa yang diyakini pada masa itu, mengapa spesies-spesies hutan yang ada berbeda di Asia, Afrika dan Amerika Selatan meskipun memiliki kesamaan iklim?

Darwin tidak membayangkan solusi pemecahan tentang pertanyaan-pertanyaan yang dimiliki selama pelayaran Beagle, melainkan beberapa tahun kemudian di London, ketika menulis buku tentang perjalanan dan mempelajari spesimen yang telah dikumpulkan. Para ahli di London, seperti ahli burung John Gould, mampu menjelaskan berapa spesimen tumbuhan dan hewan yang telah dikumpulkan di Kepulauan Galapagos merupakan spesies yang unik, yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Mereka mirip spesies dari Amerika Selatan yang berjarak 600 mil dari dimana ditemukan. Sepertinya menurut Darwin, seakan species-species tersebut telah datang dari Amerika Selatan ke Galapagos, setelah pulau ini naik dari laut sebagai sebab aktivitas gunung berapi, dan kemudian berubah dari waktu ke waktu dalam isolasi di pulau-pulau tersebut.

Darwin mulai berspekulasi tentang bagaimana spesies baru bisa muncul oleh sebab alami yang dapat diamati. Eklektisisme istimewa membawanya untuk menyelidiki beberapa bukti yang tidak konvensional. Ia membuat pertanyaan yang tak terhitung untuk peternak hewan, baik petani dan penggemar seperti peternak merpati, untuk mencoba memahami bagaimana mereka membuat keturunan yang berbeda dari tumbuhan dan hewan. Secara bertahap Darwin menyimpulkan bahwa organisme memiliki variabel yang tidak terbatas, dan bahwa seharusnya batas atau hambatan untuk spesies adalah sebuah keyakinan tanpa dasar. Dalam istilah modern kita akan mengatakan bahwa Darwin menerima bahwa kehidupan berkembang (berevolusi). Satu pandangan konvensional saat itu adalah bahwa spesies telah diciptakan di mana mereka sekarang ditemukan, sesuai dengan lingkungannya. Hanya sedikit orang ilmiah berpendapat bahwa hanya ada satu kali proses penciptaan, namun bukti fosil tampaknya menunjukkan proses penciptaan sangat banyak, terjadi di masa dan lapisan geologi yang berbeda.

Darwin kemudian berusaha untuk menjelaskan bagaimana mahluk hidup berubah bentuk dari waktu ke waktu. Ia terbiasa dengan spekulasi evolusi yang diusulkan sebelumnya oleh kakeknya Erasmus Darwin dan oleh ahli zoologi besar Perancis Jean-Baptiste Lamarck. Ia memikirkan bahwa sejarah kehidupan bukan sebagai garis keturunan independen yang entah bagaimana secara bertahap maju ke atas dari monads ke monyet. Sebaliknya Darwin melihat seluruh kehidupan sebagai pohon silsilah tunggal yang bercabang-cabang. Jadi kesamaan diantara berbagai makhluk hidup akan dapat diharapkan dari nenek moyang bersama mereka atau garis keturunan yang sama. Spekulasi Darwin dan teori awal ini dicatat dalam serangkaian notebook yang hampir sama dengan yang ia bawa selama pelayaran Beagle.

Pada September 1838 Darwin membaca tulisan karya Thomas Malthus, Essay on the Principle of Population atau Prinsip Penduduk (1798). Seperti Janet Browne telah menulis, Darwin adalah 'jelas menindaklanjuti baris penyelidikan yang berkaitan dengan variasi individu, rata-rata, dan kesempatan, serta mencari informasi tentang statistik populasi manusia. " (Browne 1995, hal 385) Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan populasi manusia, kecuali entah bagaimana diseimbangkan, tentu akan melampaui produksi pangan. Pertumbuhan penduduk adalah geometris. Sebagai contoh, dua orang tua mungkin memiliki empat anak, masing-masing bisa memiliki empat anak, yang anak-anak juga bisa memiliki empat anak. Jadi dalam empat generasi akan ada peningkatan dari 2 menjadi 4,
24, 96, dan seterusnya.

Fokus dari argumen ini memberikan Darwin inspirasi. Ia menyadari bahwa proporsi yang cukup besar dari makhluk hidup selalu mati sebelum mereka dapat bereproduksi. Hal ini akan benar karena apabila setiap spesies sukses berkembang biak maka akan cukup untuk memenuhi seluruh permukaan bumi dalam beberapa ratus generasi. Sebaliknya populasi tetap stabil dari tahun ke tahun. Satu-satunya penjelasan kenapa hal ini bisa terjadi karena sebagian besar keturunan tidak bertahan cukup lama untuk bereproduksi kembali.
Darwin sudah berkonsentrasi pada bagaimana varietas baru suatu kehidupan dapat terbentuk dan menyadari kunci yang membuat perbedaan antara mereka yang bertahan untuk bereproduksi dan mereka yang tidak. Ia menyebut penyebab ini  'seleksi alam' karena sesuai dengan analogi peternak yang memilih individu untuk berkembang biak untuk mendapatkan jenis individu yang diinginkan dan mengubah suatu jenis individu menjadi individu lain dalam suatu jangka waktu.

Hal ini kemudian dijelaskan Darwin dalam Origin of Species (1859):

Dari sekian banyak individu yang lahir dari setiap species dan dapat bertahan hidup, sebagai konsekuensinya, ada perjuangan untuk eksistensi, ini berarti bahwa semua makhluk, jika berbeda sedikit namun dengan cara apapun yang menguntungkan dirinya sendiri, di bawah kompleksitas dan berbagai kondisi kehidupan yang berbeda, akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan, dan dengan demikian secara alami dipilih. Dari prinsip yang kuat dari garis keturunan, setiap varietas yang dipilih akan cenderung untuk mewariskan bentuk barunya yang termodifikasi.